Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah Multi-Attribute Decision Making (MADM) yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
author : cahya dsn
,
published on : February 16th, 2015
updated on : October 6th, 2020
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utama persepsi manusia.
AHP(Analytical Hierarchy Process) merupakan tehnik yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada 1970-an dan membantu pengambil keputusan untuk mengetahui alternatif terbaik dari banyak elemen pilihan. AHP menggunakan perbandingan berpasangan (pair wise comparison) untuk membuat suatu matriks yang menggambarkan perbandingan antara elemen yang satu dengan semua elemen yang lainnya.
AHP(Analytical Hierarchy Process) adalah prosedur yang berbasis matematis yang sangat baik dan sesuai untuk kondisi evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut tersebut secara matematik dikuantiatisasi dalam satu set perbandingan berpasangan. Kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya karena adanya struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai kepada sub-sub kriteria yang paling mendetail. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
Pada hakikatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. dalammodel pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Dengan AHP juga memungkinkan untuk mengukur dan mengatur dampak dari suatu komponen yang saling berinteraksi dalam suatu sistem terhadap kesalahan sistem (Saaty,2001)
Perangkat utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya.
Metoda Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat dipahami dengan sebelumnya mengenal prinsip-prinsip dasar yang ada dalam metode AHP tersebut. Berikut ini akan diuraikan beberapa prinsip dasar dan istilah yang digunakan dalam metode AHP ini untuk memudahkan pemahaman terhadap metode ini.
Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami; antara lain :
Hirarki masalah disusun untuk digunakan membantu proses pengambilan keputusan dalam sebuah system dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan yang terlibat.
Comparative Judgement adalah penilaian yang dilakukan berdasarkan kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Comparative Judgement merupakan inti dari penggunaan AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian tersebut akan diperlihatkan dalam bentuk matriks pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkkan tingkat yang paling rendah (equal importance) sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi (extreme importance).
Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vector method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur pengambilan keputusan.
Logical Consistency dilakukan dengan mengagresikan seluruh eigen vector yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu composite vector tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan.
Terdapat 4 aksioma yang terkandung dalam model AHP:
Oi
lebih disukai daripada Oj
dengan skala x
, maka Oj
lebih disukai daripada Oi
dengan skala 1/x
.
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi (Kusrini, 2007):
λmaks
CI
dengan rumus:
CI = (λmaks - n) / (n-1)
n
= banyak elemen CR
) dengan rumus:
CR = CI / IR
CR
= Consistency RatioCI
= Consistency IndexIR
= Index Random ConsistencyCI/IR
) kurang atau sama dengan 0.1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
Daftar Indeks Random Konsistensi (IR
) bisa dilihat dalam table berikut ini
Ukuran Matriks | 1,2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nilai IR | 0.00 | 0.58 | 0.90 | 1.12 | 1.24 | 1.32 | 1.41 | 1.45 | 1.49 | 1.51 | 1.48 | 1.56 | 1.57 | 1.59 |
Penilaian kriteria dan subkriteria dilakukan dengan Pairwise Comparisons -- perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1995), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel Analisis di Tabel 2
Misalkan Oi
dan Oj
adalah tujuan. Tingkat kepentingan relatif tujuan-tujuan ini dapat dinilai dalam 9 poin, seperti Tabel 2 (Reenoij,2005) berikut (Kusumadewi, dkk 2006:94):
Intensitas Kepentingan | Keterangan |
---|---|
1 | Oi dan Oj sama penting |
3 | Oi sedikt lebih penting daripada Oj |
5 | Oi kuat tingkat kepentingannya daripada Oj |
7 | Oi sangat kuat tingkat kepentingannya daripada Oj |
9 | Oi mutlak lebih penting daripada Oj |
2,4,6,8 | Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan |
Kebalikan | Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j , maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i |
Setiap elemen yang terdapat dalam hirarki harus diketahui bobot relatifnya satu sama lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dalam permasalahan terhadap kriteria dan struktur hirarki atau sistem secara keseluruhan. Langkah awal dalam menentukan prioritas criteria adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh kriteria untuk setiap sub sistem hirarki. Perbandingan tersebut kemudian ditransformasikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan untuk analisis numerik. Misalkan terdapat sub sistem hirarki dengan kriteria C
dan sejumlah n
alternatif dibawahnya, Ai
sampai An
. Perbandingan antar alternatif untuk sub sistem hirarki itu dapat dibuat dalam bentuk matriks n x n, seperti pada tabel dibawah ini.
C | A1 | A2 | ... | An |
---|---|---|---|---|
A1 | a11 | a12 | ... | a1n |
A2 | a21 | a22 | ... | a2n |
... | ... | ... | ... | ... |
Am | am1 | am2 | ... | amn |
Nilai a11, a22, ...amn
adalah nilai perbandingan elemen baris Al
terhadap kolom Al
yang menyatakan hubungan :
A
terhadap kriteria C
dibandingkan dengan kolom Al
.Ai
terhadap kolom A1
atauC
terdapat pada baris A1
dibandingkan dengan kolom A1
.Metode AHP mememiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan metode pengambilan keputusan yang lain, yang diantaranya dijabarkan sebagai berikut:
Berikut ini adalah beberapa kelebihan metode AHP dibandingkan dengan metode-metode yang lain:
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
Sebagai bahan pembelajaran aplikasi AHP ini; dibuat database (dalam hal ini menggunakan MySQL/MariaDB Database server) sebagai berikut:
CREATE DATABASE IF NOT EXISTS db_dss; USE db_dss;
DROP TABLE IF EXISTS ahp_alternatives; CREATE TABLE IF NOT EXISTS ahp_alternatives ( id_alternative smallint(5) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT, name varchar(30) NOT NULL, PRIMARY KEY (id_alternative) );
DROP TABLE IF EXISTS ahp_criterias; CREATE TABLE IF NOT EXISTS ahp_criterias ( id_criteria smallint(5) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT, id_parent smallint(5) unsigned NOT NULL DEFAULT '0', criteria varchar(30) NOT NULL, weight double NOT NULL DEFAULT '0', PRIMARY KEY (id_criteria) );
DROP TABLE IF EXISTS ahp_criteria_ratios; CREATE TABLE IF NOT EXISTS ahp_criteria_ratios ( id_criteria_ratio int(11) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT, id_criteria_1 smallint(5) unsigned NOT NULL, id_criteria_2 smallint(5) unsigned NOT NULL, ratio double NOT NULL DEFAULT '0', PRIMARY KEY (id_criteria_ratio) );
DROP TABLE IF EXISTS ahp_evaluations; CREATE TABLE IF NOT EXISTS ahp_evaluations ( id_alternative smallint(5) unsigned NOT NULL, id_criteria smallint(5) unsigned NOT NULL, value double NOT NULL, PRIMARY KEY (id_alternative,id_criteria) );